Tag Archives: Superhero

[pre]MATURE versi demo…

Wanna support? Make a review on your blog, share this album with your YM, Facebook, FS dll. I’m very thankful for that.

===================
ABOUT [pre]MATURE
===================
Sebuah album rekaman iseng yang dikerjakan dengan sumberdaya yang sederhana. Hanya dengan sebuah komputer second (kompie perjuangan yang dicicil sedikit demi sedikit dari mouse, kibord, harddisk, cpu, hingga akhirnya kesampaian beli monitor bekas) Athlon 1,66 GHz, Soundcard Onboard, ram 128 Mb, gitar akustik pinjaman dan 2 headset merk murahan. Software yang digunakan hanya Audacity karena opensource, meskipun OSnya tetep pake Windows. Bagaimanapun, Alhamdulillah… akhirnya kesampaian juga ngerekam album Indie ini. Berhubung fasilitasnya juga terbatas, pengetahuan dan skill recordingnya juga terbatas, jadi harap maklum kalo suaranya sangat jauh dari sempurna (Cie… inget Andra & The Backbone “Sempurnaa…”). Masih banyak banget bunyi ‘kresek-kresek’ di beberapa lagu, dan bunyi tik-tak-tik-tak… jujur deh, nyerah gak tau cara ngilanginnya.

Album ini berawal dari sebuah mimpi lama yang belum kesampaian. Pas mulai kenal sama gitar (kelas 1 SMU) pernah terlintas cita-cita untuk jadi musisi. Berhubung emang dari dulu punya hobi bikin puisi (walaupun katrok bin norak) akhirnya coba disalurkan juga dalam bentuk lirik-lirik lagu. Sebenarnya sampai akhir kelas 3 SMU sudah terkumpul sekitar 20-an lagu, sebagian sudah lengkap lirik dan chordnya, sebagian baru liriknya saja atau chordnya saja yang lengkap. Lirik-lirik lagu tersebut saya dokumentasikan dalam buku catatan (yang nggak diisi harian). Mimpi untuk punya band tampaknya hingga sekarang sulit untuk saya hapus dari cita-cita. Maka meskipun sederhana, album ini adalah sebuah titik awal… dan semoga bukan titik akhir dari jalan yang saya retas agar mimpi itu terwujud.

=========================
[pre]MATURE AND MY DREAM
=========================
Kenapa dinamakan [pre]MATURE? Karena album ini dipublish dengan modal nekat dan seadanya. Yang terlintas dipikiran cuma satu… pokoknya whatever launching dan bisa didengar orang. Karena modal juga terbatas dan memang tidak berencana membuat album indie ini komersil (Mungkin suatu saat nantiiii…), maka media yang paling memungkinkan adalah via internet. Saya tinggal Upload dan siapapun bebas mendownload lagu-lagu saya ini. InsyaAllah saya tidak keberatan anda melakukan apapun terhadap lagu ini, selama masih menghargai kreativitas saya (bukan hak cipta, karena hak mencipta hanya milik Allah yang Maha Tinggi).

Mimpi & Harapan masa depanku:
1. Ada Recording Company yg ngelirik & bisa bikin album pro
[pre]MATURE merupakan ‘independent mini-album’ yang berisi 6 single dengan 4 bonus track. Ini merupakan album ke-0 saya. Seperti yang saya sebutkan diatas, saya punya cita-cita untuk membuat album rekaman sendiri dan meluncurkannya sebagai CD serta kaset sebagaimana layaknya album musik profesional. Dalam imajinasi saya, saya memberi nama album pertama saya dengan judul ‘sebuah konsep’ yang berisi mungkin 8-12 lagu. Nantinya ‘sebuah konsep’ akan dilanjutkan dengan album kedua dengan judul ‘The Guitar Trilogy’ yang kebanyakan lagunya bertema seputar ‘Aku, Kamu, Musik dan Gitar’.

2. A dream Band named ‘The RAO Band’
Makanya, album indie ini dirilis dengan nama author Ardee The RAO. Yang ada dalam bayanganku, band ini personilnya bisa menggunakan lebih dari satu alat musik, sehingga dalam setiap lagu bisa dilakukan rotasi personil. Mungkin bisa jadi kadang-kadang seorang drummer menjadi gitaris, dilagu lain sebagai vokalis, dan dilagu yang lain juga sebagai bassist. Apa aku siap? Sebenarnya tidak… dengan vokal pas-pasan dan skill gitar seadanya… mimpi itu masih butuh jalan panjang. Tetapi bukan hal yang mustahil kan? Blue print dari band tersebut mungkin ada disemua personil L’arc En Ciel… thats why i like them most.

3. Manajer Band sekaligus merangkap Manajer Pribadi sekaligus Istri yang solehah… hohoho

4. Punya Gitar Gibson Les Paul kayak punya Piyu

4. Laguku enak didenger orang dan alhamdulillah kalo menginspirasi orang.

=======================
[pre]MATURE Songs List
=======================
1. Detak-Detak

detak-detak


2. Save My Soul

save-my-soul


3. Mungkin Suatu Saat Nanti

Mungkin-Suatu-Saat-Nanti


4. Tersenyumlah

tersenyumlah


5. Ya Sudahlah…

ya-sudahlah


6. Kaos Oblong

kaos-oblong


7. SUPER HERO *NEW*

Superhero


8. EDENSOR *NEW*

EDENSOR


9. FANTASTIK *NEW*

FANTASTIK

ADDITIONAL TRACK
a. Jam Session ‘Syukur’ (Nasyid Acapella)

http://inspiringindonesia.com/7_[pre]MATURE_JamSession_Syukur(nasyid-jadoel).mp3
b. Tersenyumlah (chorus)

http://inspiringindonesia.com/8_[pre]MATURE_JamSession_Tersenyumlah(Chorus).mp3
c. Kaos Oblong (another version)

http://inspiringindonesia.com/9_[pre]MATURE_kaos-oblong-v2.mp3
d. Jam Session with Laruku’s ‘Dive To Blue’

http://inspiringindonesia.com/10_[pre]MATURE_JamSession_Dive-to-Blue(laruku).mp3

======================
STORY BEHIND THE SONG
======================
1. Detak-Detak
Lagu ini ditulis waktu kelas 2 SMA. Bercerita tentang kisah hidup seorang pengguna narkoba dari saat dia lahir hingga hari terakhir hidupnya. Fokus pesannya ada pada kesadaran dan sesal yang muncul, serta keinginan untuk taubat yang sayangnya nggak kesampaian saat sakaratul maut menjemput. Lagu ini didedikasikan buat seorang teman… dan mereka yang tidak/belum bisa lepas dari jeratan drugs.

2. Save My Soul
Salah satu lagu paling baru, ditulis sekitar januari-februari 2008. Sebuah kisah tentang harapan tentang pelangi masa depanku.

3. Mungkin Suatu Saat Nanti
Lagu ini ditulis ditengah persiapan SPMB, sekitar Mei 2003. Awalnya diharapkan bisa dibawakan saat perpisahan SMU, tapi nggak kesampaian. Tentang arti persahabatan, pertemuan, perpisahan, harapan akan masa depan dan sebuah doa.

4. Tersenyumlah
Lagu ini ditulis akhir 2002 diatas kereta antara Semarang-Jakarta. Terinspirasi oleh seorang saudari sepupuku, Hani, bidadari kecilnya om Taufik.

5. Ya Sudahlah…
Hahaha… salah satu lagu paling iseng dan spontan yang kutulis sekitar pertengahan 2003. Berawal dari gonjrang-ganjreng iseng Dm-Am-Dm-Am akhirnya malah sekalian dikasih lirik. Temanya juga iseng, nghayal abisss… padahal serius aku belum pernah pacaran.

6. Kaos Oblong
Sebuah lagu tentang cinta… (Cieee…. Hoekk!!) Cinta pada kaos oblong, simbolisasi yang pas untuk pemaknaan cinta yang lebih universal. Ditulis pertengahan 2003, udah ada aroma-aroma mahasiswa… hahaha. Padahal lulus SPMB aja belom.

7. Jam Session ‘Syukur’ (Nasyid Acapella)
Nasyid kenangan bersama Vocal Group (Nasyid) Al-Ankabut 17 di Pesantren Husnul Khotimah. Sampe sekarang nggak tau siapa pelantun dan penulis liriknya… pokoknya nasyid ini kesannya mendalam, meski sederhana.

=================
PERSONAL PROFILE
=================
Musisi : Ardee The RAO
Nama Asli : Ardian Perdana Putra
Pekerjaan : Masih-mahasiswa-semester-akhir-sekali-di-institut-teknologi-tjap-gadjah-doedoek
TTL : Jakarta, 28 Agustus 1983
Hobi : Blogging, Desain Grafis, Masak, Nulis Lagu & main Musik.
Musisi yang menginspirasi: PADI, L’arc En Ciel, Tohpati, Shoutul Harokah
Preferensi musik: Vokal, Gitar, Gitar Bass
HP: 022 92456409
Email: delcardino@yahoo.com (FS, YM, Facebook)
Blog: http://ardee.cmsku.org

Aku lebih cinta matiiiii… daripada kamu!!

“Aku cinta matiiiii… daripada kamu!!” by Admiring Pelangi

[Serius… ini fiksi lho, cuma sekedar cerpen iseng nan spontan]

“Say, aku cinta kamu!”

Akhwat yang diajak ngomong itu bengong. Jangankan tersentuh, kebayangpun nggak dengan apa yang barusan dicelotehkan si Cowok sableng itu.

“Ah… masa’ sih? Serius?” sahut si akhwat kesal.

“Seriuuuussss deh, aku cintaaaaaa banget sama kamu!” jawab si cowok dengan tampang memelas.

“Hmmm… kamu berani ngelamar aku hari ini juga?”

Si cowok diam, sekarang giliran dia yang bengong ditodong seperti itu.

Ngh… aku mau kok nikahin kamu, tapi… masak iya secepat itu?”, tanyanya ragu.

“Lho, emangnya kenapa?” tanya akhwat itu menantang.

“Ngh… ya… kita kan belom terlalu mengenal.” jawab si cowok sambil garuk-garuk kayak beruk diatas pohon kapuk.

“Lhah… nah, itu dia! Kok bisa kamu ngomong cintrong?”, introgasi si Akhwat berubah jadi segalak polwan baru lulus Sepolwan Pasar Jumat.

“Menurut aku kamu baek, pinter, solehah, bla bla bla…” jawabnya sambil terus mengabsen sifat si akhwat yang ada dalam bayangannya.

“Nah… nah… nah…” potong si Akhwat, “katanya nggak kenal aku. Tapi kok… kayaknya malah kamu yang lebih kenal diriku dibanding diriku sendiri?”.

Si cowok mati kutu… persis kayak kutu dipites pake kuku. Dia terdiam salting sambil sesekali menggaruk kepalanya yang nggak gatal sama sekali.

“Yo wis lah… gini deh, kalo emang kamu cinta sama aku, aku mau kamu ngaji! Mentoring sana… baru bilang cinta sama aku.”

Dengan garukan yang semakin keras, si cowok nggak berkata apa-apa. Cuma manggut-manggut walaupun bingung. Seumur-umur, dia ngaji cuman waktu SD, semasa masih ikut TPA. Itupun kabur-kaburan, berhubung harus mengejar jadwal rutin ‘penting’ seperti Satria Baja Hitam RX dan Saint Seiya yang dijamin mendidik anak-anak indonesia jadi superhero yang siap menyelamatkan profit perusahaan multi nasional dan diberdayakan jadi buruh elit di perusahaan asing.

Si cowok dengan langkah gontai berbalik meninggalkan medan pertempuran. Tapi… tiba-tiba langkahnya terhenti. Kayaknya masih ada yang mengganjal pikirannya yang sehari-hari gak pernah jauh dari analisis seputar pertandingan Serie A atau strategi memenangkan PES, WE, CM dan berbagai game lainnya. Dan iapun belum menyerah…

“Tapi… aku serius loh, Ful…” *berhubung sebenernya nama karakter nggak penting di cerita ini, kita kasih nama aja si Akhwat ini dengan Fulanah*

“Serius apa?” potong si Akhwat dengan nada lembut tapi nyelekit, menusuk dalam-dalam hati cowok yang kurang baik dan tidak rajin menabung itu.

“Ak… Aku…” katanya ragu, “Aku cinta kamu karena Allah lho!!” lanjutnya berusaha memberanikan diri. kata-kata itu terlintas begitu aja ketika dia ingat dengan sebuah artikel di blog saat disuruh membuat makalah kuliah Agama dan Etika Islam. Sejujur-jujurnya, Ia nggak tau pasti arti dari kata-kata itu secara persis.

*Gedubrak* Si Akhwat bingung antara harus geli dengan kata-kata itu atau pengen nonjok si pahlawan cinta monyet yang ia sendiri lupa kenal dimana. Pengen rasanya jurus pamungkas taekwondonya Ia keluarkan. Tapi tiba-tiba bidadari virtual nan cantik di sebelah kanannya berkata lembut, “sabar atuh ukhti… kesempatan nih, ayo dingajiin! Target potensial nih…”. Ia pun menarik nafas puaaaaannjjjjang, lalu…

“Huh… Iya deh… terserah kamu. Aku juga cinta kamu karena Allah…”

Betapa berbunga-bunganya si Cowok sableng itu mendengar kata ‘cinta’ yang ditujukan padanya.

“Tapi…” lanjut si Akhwat membuyarkan proyek kebon bunga yang baru saja menggusur lapangan bola di hati si Ikhwan, “pokoknya gak mau tau, aku pengen kamu mentoring dulu… Titik!!” lanjutnya sambil segera ngeloyor pergi dengan perasaan yang sudah mumet dengan serbuan mendadak si cowok di musim Ujian Akhir Semester kayak sekarang ini.

“Eh… eh…” sahut si Cowok kebingungan kayak pejabat korup ketangkep basah KPK.

“Seriuuuuuusss… Ful! Aku cinta mati sama kamu!” teriaknya pada si Akhwat yang semakin jauh.

Si Akhwat menoleh sebentar,

“Tapi aku lebih cinta mati daripada kamuuuu!!!” balasnya yang disambut dengan sunyi, bersamaan dengan semakin mematungnya si Ikhwan.

***

Sembilan bulan lebih sembilan hari kemudian…

Seorang ikhwan masuk kedalam mesjid bersama rombongan keluarganya dengan muka cengengesan yang nggak bisa ditahan. Dia menyapa beberapa temannya. Mereka adalah teman satu kelompok mentoringnya. Gerombolan anak nongkrong, yang sama-sama berusaha belajar tentang Tuhan dan Agamanya.

Begitu matanya melirik sedikit pada bidadari bergaun putih yang sudah sejak tadi nangkring di barisan Akhwat yang tersekat hijab, tiba-tiba dadanya kembang kempis. Terasa panas dingin bulu kuduknya melihat bidadari yang dalam hatinya yang paling dalam ia harapkan jadi pendampingnya di surga kelak. Si bidadari tertunduk saja, sama dag-dig-dugnya dengan calon presiden RRT (Republik Rumah Tangga) itu. Singkat cerita, prosesi akad berjalan lancar dan sukses walaupun sempat diwarnai kericuhan karena si Ikhwan saking gugupnya lupa dengan nama calon istrinya itu dan malah mengabsen mantan-mantan pacarnya semasa masih berandalan dulu. Setelah prosesi, kedua mempelai segera diboyong ke tahta mereka sebagai sepasang manusia paling bahagia di hari itu.

“Ful… ful…”

Di tengah langkah gemulai bak pameran busana pengantin, si Ikhwan tiba-tiba memanggil perempuan yang menggandengnya itu dengan setengah berbisik.

“Apa kang?” jawab si Akhwat malu-malu.

“A… aku cinta mati sama…”

“Ssst…” belum sempat melanjutkan, si Akhwat memberi isyarat kepada pangerannya itu untuk tidak melanjutkan.

“Aku lebih cinta mati daripada kamu.” lanjutnya dengan senyuman.

Si ikhwan termenung sebentar, lalu dengan senyum sumringah dia menanggapinya…

“Aku juga lebih cinta mati daripada kamu…” ucapnya berbisik, “Aku ingin mencintai mati, sama sepertimu.” lanjutnya dengan nada bersungguh-sungguh.

Bidadari itu menjawabnya dengan senyum. Senyum penuh arti yang diiringi lantunan doa yang sejak bertahun-tahun lalu begitu akrab dengan lisannya.

Allahumma… Innaka ta’lam anna hadzihil quluub
qad ijtamaat alaa mahabbatik… wal taqqat ala Thaa’atik…
wa Tawahhadat ala nashrati syari’atik…
fa watstsiqillahumma rabithatahaa…
wa adimmuddahaa… wahdiha subulahaa…
wamla’haa bi nuurikalladzi laa yakhbuu…
Wasyrah suduurahaa bi faidzil iimaanubik…
wa jamiilit tawakkuli alaik…
wa ahyihaa bi ma’rifatik…
wa amithaa ala syahaadati fii sabiilik…
wa amithaa ala syahaadati fii sabiilik…
wa amithaa ala syahaadati fii sabiilik…
innaka ni’mal maulaa… wa ni’mannashiir…

Dan ucapan pangerannya tadi menjadi hadiah paling romantis baginya di hari paling istimewa sepanjang hidupnya itu.

*** tamat ***

Ardee’est Things in My Life
[Menjelang maghrib, Ganesha, 29 Mei 2008]
Yaa Allah berikan murabbiyah terbaik bagi anak-anakku

Lirik-lirik…

Postingan saya sebelumnya hanya berisi lirik “mimpi” dari Anggun C. Sasmi, kebetulan aja denger lagu itu diputer di comlabs, dan kebetulan juga baru saat itu bisa mengapresiasi lirik lagu tadi. Lagu ini easy listening dan menurut saya sebagai penulis lirik amatir, artinya dalam. Ada keunikan dan sesuatu yang spesial dari pemilihan kata-kata dalam lagu ini. Nggak tau kenapa, tapi saya suka aja dengan pemilihan kata yang kesan pertama yang saya rasain adalah…”efektif”… pesan yang mau disampaikan lirik itu nyampe pada tujuannya tanpa berbelit-belit.

Saya memilih lagu itu untuk saya taruh di blog ini dengan alasan yang sesimpel itu. Nggak kepikiran tendensi apapun yang mengaitkan lagu itu dengan peristiwa yang saya alami atau sesuatu yang saya harapkan. Pokoknya ya cuma sekedar easy listening aja dikuping, dan saya dapet impresi yang kuat dari liriknya. Naluri auditoris saya aja yang menuntun saya untuk mengapresiasi lagu tersebut dengan cara meletakkannya sebagai salah satu lirik favorit saya minggu ini.

Ngomong-ngomong soal lirik, aku jadi inget tentang usul-usilnya aku pertama kali nimbrung dalam dunia tulis-menulis. Salah satu bidang pertama yang aku tekuni adalah membuat puisi dan lirik lagu. Nggak kerasa sudah sekitar 10-11 tahun sejak pertama kali aku menulis lirik buatanku sendiri. Dulu karena masih berstatus santri di husnul khotimah, lirik yang kutulis nggak jauh dari nasyid. Tapi seiring kepindahan ke SMU negeri, perlahan tapi pasti aku mulai berkenalan dengan lirik-lirik bertema cinta [monyet]. Saat itu juga aku mulai belajar menggunakan gitar saat membuat lagu. Lirik-lirik lagu itu kebanyakan merupakan refleksi dari apa yang aku alami secara nyata, tapi ada pula yang berdasarkan karangan imajinasiku saja.

Walaupun secara garis besar kebanyakan lirik yang kutulis semasa SMU (bahkan sebenarnya hingga hari ini pun masih) bertema cinta, tapi aku coba membawanya ke arah pemaknaan cinta dari lingkup yang lebih universal. Lagu seperti pelangi, mungkin suatu saat nanti, Tersenyumlah, dan kaos oblong adalah perwujudan dari cinta yang tidak dimaknai secara sempit sebagai hubungan mabuk kepayang dua insan berlawan jenis. Memang beberapa laguku ada juga secara khusus bicara tentang area tadi, seperti Menunggu, Fantastik, Save my Soul (bukan yang punyanya Padi), Superhero dan Vie. Tetapi itupun aku coba untuk mengungkapkannya secara tidak vulgar dan bertendensi terhadap pelecehan nilai dan arti dari cinta itu sendiri. Bahkan kadang kumasukkan pula nilai spiritual religius didalamnya. Semisal “Fantastik” (nggak aku publish di blog):

Oh tuhan, biarkan Ia tahu walau sekali saja
Bahwa Ialah anugerah terfantastik untukku…
Jangan biarkan Ia berlalu dari hidupku…
Karena ialah sang bidadariku

Oh tuhan, sampaikan semua cintaku untuknya
karena Ialah anugerah terfantastik untukku…
Jangan biarkan Ia berlalu dari hidupku…
Karena ialah sang bidadariku

Ada pula lagu yang murni sekedar tuangan imajinasi seperti Indah, yang berkisah tentang seorang gadis bernama Indah (tidak di publish, sama sekali tidak terinspirasi oleh siapapun) yang tabiat dan perangainya bertolak belakang dengan namanya. Lagu lainnya semisal, “Di balik cermin” serta abadi tentang refleksi pribadi, atau “Melukis dengan mata hati”, yang penggalan reff-nya:

Dan biarkan anganku pergi, berkelana dengan mentari
Tuk mengisi hari, dengan cahaya indahmu

Dan biarkan lepas khayalku berkelana dan arungi duniaku
Mengukir sejarah diatas sang waktu

Dalam lagu ini aku membayangkan diriku sebagai seorang tunanetra, dan sengaja lagu ini pun aku dedikasikan untuk mereka yang tidak menyerah pada keterbatasan fisiknya. Ada pula sebuah kisah khayalanku tentang seorang junker dalam lagu “detak-detak“, yang terinspirasi dari kisah seorang rekan yang terjebak dalam drugs. Lagu ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang manusia sejak lahir hingga terjebak Drugs, pergolakan pikirannya saat ingin melepaskan diri dan akhir hidupnya sebelum tobatnya terucap.

Banyak hal yang bisa kita dapat dengan menulis. Menulis puisi dan lirik mengasah diri kita untuk lebih peka dalam melihat fenomena disekitar kita, dan mampu mengungkapkannya dalam untai kata yang indah dan estetis. Dari rangkaian kata inilah kita berharap bisa menggugah empati pendengar ato pembacanya yang pada akhirnya diharapkan ikut peduli dengan fenomena tersebut. So segitu dulu masalah dunia per-lirik-an. Maaf kalo ada yang nyasar ke halaman ini karena mengira isinya berkaitan dengan satu istilah “jelalatan”. Insya allah postingan itu nggak ada hubungannya sama sekali dengan itu.