Aku

<!– /* Font Definitions */ @font-face {font-family:”Cambria Math”; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:””; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:”Times New Roman”; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Bismillahirrahmanirrahim

Sekilas tentang pribadi

Aku terlahir di Jakarta pada 28 Agustus 1983 dengan nama lengkap Ardian Perdana Putra. Terlahir sebagai anak pertama dari pasangan Aris Munandar dan Dyah Dwi Kusumawati, aku dianugerahi empat orang adik. Yang pertama bernama Aditya Dwi Martanto, lulusan psikologi UIN angkatan 2003. Adikku yang kedua adalah Novandara Tri Rahmawati, mahasiswi Sistem Informasi UIN angkatan 2005. Adikku yang ketiga usianya 10 tahun kurang 2 minggu denganku, namanya Irfan Abdurrahman yang sekarang masih bersekolah di SMUN 2 Pamulang. Adikku yang bungsu bernama Aisyah Nur Fitriannisa, kini masih bersekolah di MTsN 1 Pamulang.

Tahun-tahun awal hidupku kujalani di kota kelahiranku. Aku menjalani pendidikan TK hingga SD di Nurul Hidayah, Komplek Reni Jaya, Sawangan, Depok. Setelah mencicipi setahun kehidupan penuh warna di SMPN 1 Ciputat, aku berpindah sekolah dan menyelesaikan MTs di Ma’had Husnul Khotimah, Kuningan. Empat tahun yang kulewati di Ma’had ini begitu membekas dan telah menanamkan banyak prinsip spiritual yang berpengaruh besar dalam tahapan kehidupanku selanjutnya. Selepas MTs aku memutuskan pindah ke SMU Negeri dengan harapan dapat memfokuskan studi pada bidang sains dan pilihanku jatuh pada SMUN 1 Serpong Tangerang. Pilihan ini ternyata tidak meleset, aku bersyukur Allah telah menunjukkan jalan bagiku untuk menapaki prestasi hingga di Olimpiade Sains hingga tingkat Nasional untuk bidang studi Biologi. Perjalanan ini pulalah yang memantapkan niatku untuk melanjutkan pendidikan di bidang tersebut.

Saat ini Aku sedang menyelesaikan kuliah S1 Program Studi Biologi di Institut Teknologi Bandung. Aku menapaki kisah hidupku di kampus ini sejak pertengahan 2003. Banyak hal yang telah kulewati, suka, duka, prestasi, kegagalan, kebanggaan sekaligus penyesalan dalam berbagai peristiwa yang tersimpan sepanjang lebih dari 5 tahun kebelakang. Berbagai aktivitas organisasi pernah aku cicipi, mulai dari Bioter Salman (2003-2005), Kabinet KM ITB (2004-2007), MaTa’ Salman (2004), Apres ITB (2003-2005), Himabio Nymphaea (2004-2007) hingga KAMMI Kamsat ITB (2006-Sekarang). Beberapa kepanitiaan pun sempat aku ikuti, diantaranya OSKM (2004 > Taplok & Acara, 2005 > Koord. OpClose, 2006 > Acara), Panpel Pemilu KM (2004 > Pemira), ITB Fair (2004 > Opening Closing), Diklat Aktivis Terpusat KM ITB (2006-2008), dan DMM Gamais ITB (2006 & 2008).

Karakter Personal

Aku mengenal diriku dengan karakter sanguinis yang cukup menonjol. Aku senang berada diantara orang banyak, senang bercerita dan berkomunikasi didepan massa. Selain itu aku sering kali mendapati ide-ide serta gagasan-gagasan meluap dari imajinasiku. Hal ini kerap kali tidak mampu kuantisipasi dengan baik. Gagasan-gagasan itu kadang berbenturan dengan motivasi diri yang sering naik-turun sehingga untuk itu aku membutuhkan support dari luar agar ide-ide itu terwujud. Imajinasi yang aktif itu berimbas pula pada kemampuanku dalam bidang seni. Sisi melankolis diriku dipadukan dengan kemampuan belajar secara Visual, Auditori dan Kinestetik yang cukup berimbang ternyata mendukung mendukung beberapa hobi yang berkaitan dengan seni diantaranya desain grafis, memasak, bermain musik, menulis lirik dan puisi.

Selain hobi diatas, aku memiliki ketertarikan pada beberapa bidang lain, diantaranya menulis (blogging), web development, psikologi serta manajemen SDM. Bidang menulis sebenarnya telah kutekuni sejak lama, cerpen pertamaku kubuat saat MTs. Hobi menulis itu semakin berkembang saat aku mulai mengenal dunia blogging. Aku sendiri melihat tulisan merupakan salah satu media dakwah yang paling efektif untuk saat ini dan masa depan. Maka dari itulah aku sejak beberapa tahun kebelakang telah mengazamkan diri untuk belajar dan mengasah kemampuan menulisku agar dapat menjadi amunisi ampuh dalam meninggikan syi’ar islam.

Mengenai kondisi perekonomian pribadi, saat ini aku masih jauh dari kemandirian finansial. Namun aku masih terus berusaha untuk mencapainya dengan berbagai cara. Salah satu usaha yang kulakukan adalah dengan bekerja sebagai freelance designer di sebuah perusahaan bernama CV Ariega. Hal ini kurencanakan hanya bersifat sementara sampai usaha penerbitan yang kurintis cukup mapan dan telah dapat berjalan dengan stabil. Selain menjadi freelancer, aku juga mencoba terjun dalam beberapa usaha yang berkaitan erat dengan hobiku di bidang desain diantaranya usaha konveksi tekstil dan web development.

Aku dan Dakwah

Sesungguhnya hanya karena kuasa Allah lah hingga hari ini aku masih berada dilingkungan masjid dan pengajian. Jika ia berkehendak, sesungguhnya amat mudah baginya menjerumuskanku dalam pergaulan hedonistik dan melenceng dari nilai islam yang kuanut. Aku melihat keberadaanku diantara saudara-saudaraku para aktivis dakwah sebagai suatu anugerah yang jika tidak kusyukuri dapat hilang kapanpun. Sesungguhnya aku menyadari bahwa nikmat menjalani aktivitas tarbiyah meski dalam kondisi ruhiyah yang senantiasa naik turun bukanlah suatu kebetulan, tetapi merupakan kehendak Allah yang tidak pantas disia-siakan. Maka, selagi mampu dan masih diberikan kesadaran ini oleh Allah, aku berdoa agar tetap diberikan keistiqamahan dalam menjalani dan mengelola nikmat tersebut hingga kuharapan pada saatnya nanti Allah ridho untuk menganugerahkan sebaik-baik legenda kematian bagi seorang muslim, syahid dalam dakwah.

Allah mempertemukan aku dengan kekasih baru bernama tarbiyah sekitar 12 tahun lalu. Ma’had Husnul Khotimah merupakan titik awal perkenalanku dengannya. Sungguh merupakan kehendaknyalah aku bertemu kembali dengannya diawal era kuliah setelah sekian lama hilang dari kehidupanku selama di SMU. Sungguh pula aku telah terlanjur jatuh cinta mati padanya sejak pertemuan keduaku tersebut. Saat aura ukhuwah dan keteduhan yang kurasakan diantara para jundinya seakan aku tak sanggup menolak untuk senantiasa dekat dan menyimpan kekangenan menunggu-nunggu perjumpaanku dengan mereka. Sungguh pula aku tak berharap ini menjadi sebuah pintu ashobiyah dan fanatisme buta, melainkan bukti kesungguhanku untuk senantiasa menjadi hamba Nya yang terus berusaha menjadi lebih baik.

Aku dan Masa Depan

Salah satu kelemahan umat islam saat ini adalah dibidang media informasi dan propaganda. Hal ini telah menempatkan umat ini dalam posisi lemah dan terombang-ambing oleh berbagai kepentingan dan motif politik. Masyarakat kerap kali dibodohi dengan informasi yang mereka dapatkan dari media massa yang kadang memutar balikkan antara kebaikan dan keburukan atau membesar-besarkan hal-hal yang kurang esensial sehingga melupakan hal-hal esensial. Maka dari itu, kekuatan media merupakan salah satu bidang yang hukumnya Fardhu kifayah untuk dapat dikuasai oleh umat islam. Ini menjadi salah satu cita-cita hidup yang kutetapkan bagi diriku dimasa depan.

Aku bercita-cita mendirikan sebuah perusahaan penerbitan dan media massa yang kokoh berpihak terhadap umat islam. Sejak setahun lalu perusahaan itu telah kurintis dengan nama Ganesha Publishing House. Bersama dua rekan seaktivitasku dulu di kemahasiswaan, Ninda dan Zamzam, perusahaan ini kami bangun perlahan dari nol. Meski dengan berbagai keterbatasannya, perusahaan hingga sekarang masih berjalan meski dengan kondisi yang masih tiarap. Dimasa depan, aku bercita-cita perusahaan ini akan semapan Kompas-Gramedia Group atau Mizan dan memiliki media massa sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Just another Ardian Perdana Putra: Muda, Berkarya, Melayani site