Tag Archives: nasyid

Ini Langkahku… (Versi Plesetan)

Ini langkahku… Nggak ragu-ragu
Walaupun ortu… belum setuju
Ini langkahku… terus melaju
Walau kontrakan… masih nunggak melulu

Walau saingan dikanan kiriku
Tapi kuingat dia masih dijaga ortu
Siapa cepat datang lebih dulu
Berhak meminang kalau si akhwat setuju

Ini langkahku… gak mau tau
Meski maisyah… tidak menentu
Ini langkahku… terus melaju
Walau kontrakan… masih nunggak melulu

Pastikan langkahmu wahai ikhwan
Dengan biodata sebagai tawaran
Kalo ditolak jangan pundungan
Karena akhwat… masih ribuan

Melukis Peradaban

Melukis Peradaban

Minggu, Juni 8th, 2008

Menatap gejolak yang meluap dan menghanguskan serta meluluh lantakkan dunia islam,

ada yang harus dilakukan

Menyimak kedzaliman dan penindasan, yang menimpa dan mencengkeram dunia islam,

ada yang harus dikerjakan

Bukan semata merenung, kemudian meneteskan airmata

Bukan semata menjerit atau bertakbir, namun tiada yang dilakukan

Adalah menyiapkan diri,

menjadi anak panah-anak panah yang siap dilepaskan,

atau peluru-peluru yang siap ditembakkan,

atau tombak-tombak yang siap dilemparkan,

atau pedang-pedang yang siap diayunkan

Menyadari keangkuhan dan kesombongan, yang mengangkangi dan menindas dunia islam,

ada yang harus disiapkan

Keikhlasan diri, kebulatan tekad, kekuatan jasad dan keteguhan materi

Menyikapi kehancuran yang melanda dunia islam, ditengah kelesuan dan tidur panjang umat islam,

langkah yang dilakukan harus penuh kesungguhan.

Bukan semata bicara panjang lebar,

tanpa kerja yang nyata,

atau semata mengungkapkan kebobrokan,

namun dengan penuh ragu dan kecenderungan.

Adalah memantapkan diri,

bahwa selembar jadwal bukan sekedar rencana kosong,

bahwa tiap goresan pena adalah kesungguhan dengan keprihatinan

bahwa kesabaran adalah cambuk untuk menegakkan keadilan

Merenungi langkah yang bila harus dilakukan, untuk masa depan dunia islam,

ada yang harus ditegaskan

Kemantapan diri, kekuatan azam, kemurnian asas, dan kejelasan tujuan.

Kemarin aku tertegun mendengarkan nasyid ‘tekad’ dari Izzatul Islam. Tiba-tiba saja aku merasa tersinggung dengan narasi yang mengiringi lirik nasyid ini. Aku nggak bisa menahan tangis ketika sampai pada “…bahwa tiap goresan pena adalah kesungguhan dengan keprihatinan…”. Ya Allah, sekian banyak yang telah kutulis. Telah lebih dari 400 posting yang terpapar di blog ini. Telah entah berapa ribu pasang mata yang telah mampir dan membaca ‘goresan-goresan pena’ ini. Lalu apa yang telah kuberikan bagi kejayaan peradaban islam?

Seorang Muhammad Al Fatih telah menaklukkan Konstantinopel di usianya yang belum genap 20 tahun. Seorang Usamah bahkan telah memimpin ribuan pasukan menuju Yarmuk. Apa yang mampu dilakukan seorang ARDIAN PERDANA PUTRA diusianya yang ke-25 yaa.. Allah. Di usiaku yang sebentar lagi menyentuh seperempat abad ini aku belum pula mampu menuliskan sebuah buku. Aku belum pula mampu menjadikan rangkaian kata ini jadi senjata. Aku belum pula mampu menjadikan ribuan paragraf ini menjadi benteng kokoh.

Bukan semata merenung, kemudian meneteskan airmata

Bukan semata menjerit atau bertakbir, namun tiada yang dilakukan

Bukan waktunya lagi bersedih dan larut dalam penyesalan. Bukan waktunya lagi untuk banyak merenung tanpa berbuat apa-apa. Inilah saatnya untuk berpikir bagaimana mengisi detik-detik yang terus berlalu menuju maut dengan sebermanfaat mungkin. Kita tidak akan pernah tahu kapan tepatnya ruh ini akan berpisah dari raga. Yang kita tahu adalah adalah sebuah kecelakaan besar jika saat itu datang kita tidak sedang dalam kondisi mengingat-Nya, di jalan juang dalam menegakkan agama-Nya.

Saatnya bagi kita untuk pancangkan niat baru! Niat untuk memperbaharui mindset kita dalam memandang sisa hidup kita ini. Sisa hidup ini harus berarti, bukan saja bagi diri kita dan orang-orang disekitar kita. Mimpi yang kita tancapkan harus jauh lebih besar… karena aksi-aksi besar hanya bisa tertampung dalam sebuah mimpi yang besar. Dan Bismillah… Nawaitu… inilah niatku!

Ya Allah, 71 hari lagi menuju seperempat abad kehadiranku di dunia. Saksikanlah, bahwa aku berusaha meluruskan niat di dada ini. Sebelum kau cabut nyawaku izinkan aku mempersembahkan sebuah buku untuk dunia. Sebelum rangkai kata ini terlupakan oleh waktu, izinkan aku untuk mengabadikannya bagi sejarah. Karena tiada artinya permohonan ini tanpa ridha-Mu yaa Rabb… maka saksikanlah! Izinkan aku disisa umurku ini untuk… Melukis Peradaban!

[weekly lyrics] Teruntuk Ruh baru DMM 2008

Gelombang Keadilan
Munsyid : Shoutul Harokah
http://liriknasyid.com

Dan melangkah kaki dengan pasti
Menerobos segala onak duri
Generasi baru yang telah dinanti
Tak takut dicaci tak gentar mati

Bagai gelombang terus menerjang
Tuk tumbangkan segala kezhaliman
Dengan tulus ikhlas untuk keadilan
Hingga pertiwi gapai sejahtera

Takkan surut walau selangkah
Takkan henti walau sejenak
Cita kami hidup mulia
Atau syahid mendapat surga

========================

Indonesia Memanggil
Album : Ini Langkahku
Munsyid : Shoutul Harokah
http://liriknasyid.com

ha… ha… ha…

Singsingkan lengan baju pancangkan asa
Ukirlah hari esok pertiwi jaya
Bergandengan tangan tuk meraih ridho Allah

Buatlah negri ini selalu tersenyum
Bahagia dan Sejahtera dalam cinta-Nya
Tiada lagi resah tiada lagi duka lara

Negeri indah Indonesia
Memanggil namamu
Menyapa nuranimu

Negeri Indah Indonesia
Menanti hadirmu
Rindukan karyamu

====================
Tekad
Album : Berderap di Jalan yang Panjang
Munsyid : Izzatul Islam
http://liriknasyid.com

Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang akan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini… darah ini… sepenuh ridho di hati

Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari busur
Tuju sasaran , siapapun pemanahnya
(ending)

Kami adalah pedang-pedang terhunus
Yang siap terayun menebas musuh
Tiada peduli siapapun pemegangnya

Asalkan ikhlas di hati tuk hanya Ridho Ilahi
Robbi….

Kami adalah tombak-tombak berjajar
Yang siap dilontarkan dan menghujam
Menembus dada lantakkan keangkuhan

Kami adalah butir-butir peluru
Yang siap ditembakkan dan melaju
Dan mengoyak menumbang kezaliman

Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Ilahi Rabbi

Kami adalah mata pena yang tajam
Yang siap menuliskan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan

Kami pisau belati yang selalu tajam
Bak kesabaran yang tak pernah akan padam
Tuk arungi dakwah ini jalan panjang

Asalkan ikhlas dihati menuju jannah Ilahi Rabbi