Releksi jatuh-bangun

Bismillah…. Semoga gak salah tulis.

[“bantu aku membencimu” by LaLuna “ON” > in
my mind]

Bicara tentang diri kembali….. tapi mengenai
aku sosial.

 

Disela-sela
letih kutemukan tanya…..

Tentang
hati yang gelisah… tentang jiwa yang berontak….

di
seberang jalan, rona senja berteriak….

kamu
dimana… berdiam dirikah? Bangkitlah jiwa..!!

 

Kucoba
berdiri dan berteriak lantang….

Aku
masih hidup dan berdiri disini….

Aku
kan tetap disini…. walau panji-panji cahaya musnah sirna

Ku
hanya butuh sejenak istirahat dan berbenah…..

 

Jangan
khawatirkan aku senja…

 

 

Berkaca ke beberapa bulan ini….. beberapa
bulan sebelumnya….

Jauh….. berbulan-bulan yang lalu…. aku menemukan sesuatu tentang
diri ku. Aku menyadari kalau ternyata selama aku di kampus, ada siklus
tahunan/semesteran yang aku alami…. selalu berulang dan berulang lagi. Naik
turunnya ritme semangat ku itu ternyata mengikuti suatu siklus.

Aku berhitung-hitung, aku down…. ngambek…. futur…. menghilang
“sejenak”…. kurang-lebih selalu pada rentang bulan februari sampai april, dan
september sampai november. Sudah ku coba berkali-kali untuk mengaggap itu hanya
sugesti saja. Tapi kenyataannya, accidentally, it flows as a circle…. No better
explaination as far, mungkin itu cuma perasaan aku aja…..

 

Pergi kemasalah utama sebagai “aku sosial”, aku adalah bagian dari
suatu komunitas. Tepatnya aku adalah suatu himpunan irisan dari beberapa
komunitas pada saat yang bersamaan. Komunitas-komunitas ini masing-masing
tentunya akan memiliki kesamaan interest and needs…. maka dari itu
akan ada vested interest yang terjadi, berhubungan dengan keberadaan ku
sebagai bagian dari mereka. Salah satunya, yang ingin aku katakan disini adalah
keberadaan ku sebagai seorang muslim…. sebagai seorang yang “seharusnya”
sadar dengan tanggungjawabnya sebagai seorang penyeru….

Aku jadi ingat beberapa tahun yang lalu saat pertama aku mengenal
komunitas yang begitu nyaman ini. Aku bersentuhan dengan gerakan dakwah
bersamaan dengan kepindahan ku dari SLTP ke pesantren. Saat itu sedikit pun aku
belum paham apapun…. kecuali keadaan bahwa nunjauh disana ada
saudara-saudaraku sesama muslim yang sedang ditindas di Chechnya, Bosnia,
Palestina dan “Jaziratul Mulk” Maluku. Seiring waktu…kelengseran Soeharto
membawa barisan ini ke era yang lebih terbuka…. Harakah sirriyah itu menjelma
menjadi Hizb… dari sanalah semua lebih mudah ku cerna.

Aku mulai ikut serta dan terlibat sejak tahun terakhir ku di pesantren.
Tiga tahun setelahnya, interaksi ku dengan komunitas ini terlepas, seiring
kepindahanku ke SMU. Aku tak lagi mentoring….. Tapi nuansa yang sama dengan
masa-masa di pesantren telah menarikku kembali….. dan nuansa itu kutemukan di
kampus ini…. ITB.

Gak terasa, ini adalah tahun keempatku di ITB, yang penuh dengan momen
jatuh bangun…. peluh, kesah, ngambek, ketidakpuasan…… everything. But one
thing, seberapa jatuh pun aku, aku tetap selalu ingin kembali lagi… dan lagi
kesini. Terakhir, lagi-lagi siklus itu muncul februari ini…. lalu aku
kemana…? aku masih disini, tapi di sisi yang berbeda aja.

To tell U the truth…… sejujurnya gw pengen rehab….. rehab mjd
diri ku yang dulu…. rehab jadi orang yang gak perlu tahu banyak…….. (atau
sok tahu banyak). Cukup hanya tahu….. amal amal dan amal….. klo boleh
menyalahkan keadaan, aku “dimanja sejak kecil”, oleh senior2 ku. Jadilah aku
kader manja dan kekanak-kanakan. What I’m doing now…..? Try to wake up
“step by step”
. Berbenah diri….. tapi gak perlu bilang bilang. (But
bagusnya sih emang ada yang ngingetin…. tawashou bil haq)

Penyakit-penyakit yang harus di benahi….

Aku coba menganalisis penyakit/masalah yang menyebabkan aku sering
jatuh bangun…. naik turun terus…(kayak PLN).

Kurangnya Ma’iyatullah.> pernah didamprat
sama seseorang krn ini….. masih terngiang-ngiang sampe sekarang. Sering lupa
ada Allah yang menentukan…. dan lupa klo All we have to do is trying…..
ikhtiar…. ikhtiar

Kurangnya Arrabthu bainal Akh dan Arrabthul Amm > sifat introvert, selfishness dan egosentris (haduh…. gue bgt)
kita kadang menjadi batu sandungan dalam keberjalanan jamaah…. butuh lebih
mawas diri. Kita gak bisa meraih hati mad’u tanpa memahami hatinya.

Terlalu toleran terhadap hal mubah dan makruh>
ini nih yang susah…….

Kondisi mental/psikologis/ruhiyah gak stabil>
Yaumian gw ancurrr…….

 

Beside of that gw nemuin perhentian sementara…… organisasi yang gw
hujat-hujat dulu malah jadi tempat gw “berhenti sejenak”(atau untuk
selamanya?). Gw nangkring di KAMMI sekarang…….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *