Dosen Blogger vs Dosen Blogger di Pilkada Bandung
Alhamdulillah, akhirnya setelah bertanya-tanya beberapa minggu ini, akhirnya terjawab sudah siapa yang akan diusung oleh si Bulan Sabit Kembar a.k.a Kupu-Kupu Emas pada pilwakot Bandung 2008 ini. Dan ternyata benar sesuai dugaan saya, Om Taufik (Dr. Taufikurahman, dosen SITH ITB) akhirnya di perkenalkan sebagai calon Walikota Bandung dari Partai Keadilan Sejahtera. Meski belum ada kabar pasti tentang siapa yang akan mendampingi beliau, namun setidaknya sudah ada kepastian bahwa PKS tidak akan mendukung Walikota Incumbent Dada Rosada (inget Tek-tek-dung-dung-tek). Kabar ini juga sekaligus menambah jumlah bakal pasangan calon Walikota-wakil walikota dari kalangan Akademisi Institut Teknologi Bandung setelah sebelumnya pak Arry Akhmad Arman dosen STEI yang juga anggota Laskar Blogger Dosen ITB juga maju melalui jalur independen.
Berhubung pak Taufik paman saya sekaligus dosen saya di SITH, yaa… saya ‘terpaksa’ mendukung beliau. Tetapi siapapun yang saya dukung, saya cenderung mendukung seorang blogger sebagai calon walikota/kepala daerah. Kenapa? Karena saya juga seorang blogger, dan saya menilai sosok blogger memiliki kepekaan lingkungan yang lebih tinggi ketimbang mereka yang jarang menuliskan isi pikirannya dan membaginya kepada orang banyak. Meski mendukung pak Taufik, tetapi saya juga berharap bahwa pak Syinar dan Pak Arry mampu meraih dukungan 80000 suara agar dapat lolos verifikasi sebagai calon independen.
Jika hal ini benar terjadi, maka ada dua dosen blogger yang akan berkompetisi melawan Si Walikota Uzur. Hal ini tentunya memunculkan suatu harapan baru untuk masyarakat bandung secara umum dan blogger Bandung secara khusus. Blogger dengan karakternya sebagai sosok jurnalis independen dan pengusung kebebasan berpendapat setidaknya dapat diharapkan untuk bisa memberi warna baru dalam struktur birokrasi kota bandung ini. Para blogger yang kepekaannya senantiasa terasah dengan mengungkap fenomena lingkungan dan sosial kedalam wujud tulisan yang bebas dibaca orang banyak setidaknya lebih bisa diharapkan akan menghasilkan kebijakan pro-rakyat dan lebih peduli pada agenda pemberantasan korupsi.
Saya sendiri berharap bahwa meski berbagai survei menjagokan Tek Tek Dung Dung Tek untuk kembali menduduki kursi Bandung 1, pilkada kali ini dapat menjadi sarana pencerdasan politik bagi warga bandung. Setidaknya masyarakat bisa diajak lebih berpikir kritis dan tidak pragmatis terhadap nasib politik kota bandung kedepan. Kekecewaan terhadap pemerintahan sebelumnya sah-sah saja, tetapi semoga hal ini tidak membuat masyarakat keburu putusasa dan memilih golput sebagai solusi. Mengutip ucapan seorang ustadz yang juga anggota DPRD kuningan: “Nggak ada jalan lain… Kita nggak bisa terlalu mengharapkan kerjasama dengan mereka (partai-partai korup). Negara ini hanya bisa bersih jika dipegang oleh kalian… Negara ini hanya bisa bersih jika dipegang oleh mereka yang percaya sama neraka dan hari akhir!!“.
Sedikit press release dan kabar seputar pencalonan pak taufik: