Be ourself…. to be happy…..

Mmm…. Saya mulai
dari mana ya….

Semester lalu saya ngambil sebuah kuliah TI, manajemen sumberdaya manusia.
Ada sesuatu yang mau saya bagi dari apa yg saya dapet dari kuliah itu. Diri
kita terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi.
Ada komponen psikis, logika dan fisik.
Mungkin ada berbagai bentuk penyebutan yang berkembang, berdasarkan teori yang
menjadi acuan masing-masing orang. Tapi ada hal yang bisa kita sepakati
bersama, interaksi dari berbagai elemen tadi menghasilkan suatu keunikan dalam
diri manusia. Setiap diri kita merupakan figur yang unik, dan secara nyata
tidak ada diantara kita yang sama secara identik.

Salah satu sisi yang unik dari diri manusia adalah personality/kepribadian.
Banyak teori dan pendapat yang berkembang tentang kepribadian (diantaranya ada
yang menyoroti masalah kedewasaan yang saya singgung minggu lalu). Teori-teori
tersebut diantaranya coba mensistematisasi pengelompokan kepribadian dan
aspek-aspek yang membangun suatu kepribadian itu(di Psikologi Industri disebut
atribut kepribadian).

Ada salah satu teori yang saya tahu dan coba saya pelajari sendiri dari
internet. Saya dapat dari www.personalitypage.com, butuh dicoba buat rekan2
yang lagi ada sedikit waktu. Teori yang di kembangkan oleh Keirsey, Meyer dan
Briggs digunakan untuk mendeterminasi temperamen seseorang. Ada 4 aspek yang
membentuk temperamen orang, yang masing masing di bagi dalam 2 jenis karakter
orang. Aspek-aspek ini berkembang seiring pertubuhan, dan cenderung tidak
berubah setelah lewat usia puber (17-24). Tiap orang akan punya kecenderungan
untuk masuk dalam salah satu opsi dalam aspek tersebut. Reviewnya sbg berikut:

Where Your Flow
of Energy Originates

E = Extroverted. You are not necessarily
outgoing, but you feel energized after social situations.

I = Introverted. You are not necessarily shy, but
you feel energized after spending time alone (reading, etc.)

How You Take in
Information

N = Intuitive. You read between the lines
and look for meaning in things. You trust your instincts and see
the bigger picture. You value creativity and abstract thought, focus on
the possibilities, and are future oriented.

S = Sensing. You focus on what’s in front of you by using your
5 senses. You value practicality and believe that facts speak for themselves.
You trust what’s real and concrete and live in the here and now.

How You Make Decisions

F = Feeling. You are tender-hearted and sympathetic. You make
decisions based on people’s feelings.

T = Thinking. You are rational and tough-minded. You make
decisions based on logic and objective consideration.

How You Deal
with the World on a Day-to-Day Basis

J = Judging. You are schedule oriented, organized, and prefer
deadlines to be made and met.

P = Perceiving. You are spontaneous, comfortable
around disorganization, and view

deadlines as flexible and relative.

 

Kombinasi aspek2 tersebut menghasilkan 16 (24)
tipe temperamen.
Masing
masing tipe tersebut memiliki metode treatmen, cara belajar, komunikasi dll yg
berbeda-beda dan khas.

 

Lalu…… kenapa saya membahas
tentang ini? Ya, karena kadang ada
diantara kta yang khawatir dengan karakternya sendiri. Terlalu introvert,
terlalu extrovert, terlalu make perasaan ato malah sebaliknya terlalu logis. Padahal
hal tersebut merupakan kondisi yang natural pada diri kita, dan saya pikir kita
justru harus bersyukur bahwa kita tahu karakter diri kita. Jadi kita tahu cara
mengoptimalkan diri kita, berusaha menjadi diri sendiri, gak berusaha “pretend
to be someone different than ourself”. Saya bersyukur bahwa saya diciptakan
”aku-centris”, terlalu make perasaan ketimbang akal, serabutan, berpikir
acak/abstrak….. thats who I am!!
The things left is…. how to treat
ourself based on our character.

Klo ada hal yang butuh dibenahi,
ya… benahilah tanpa perlu kehilangan diri kita yang apa adanya. Karena menjadi diri yang bertentangan dengan “kita
apa adanya” kadang sangat menghabiskan energi. Hal yang butuh kita sadari, ada
hal-hal yang sudah secara ”built-in” ada dalam diri kita, dan berhenti
berkembang seiring berhentinya pertumbuhan otak kita diakhir masa puber. Mengutip
Pak Rama Royani, ”Dalam diri manusia terdapat karakter yang menjadi kelebihan
dan kekurangan orang tersebut, dan sebagian karakter tersebut cenderung
unchangeable/unerasable. Mengapa sebagian orang menghabiskan energi untuk
membuang/menutupi kekurangannya? Padahal mereka bisa berfokus mengembangkan
potensi-potensi dirinya yang menjadi kekuatan.”.

So, terimalah diri kita seutuhnya… Saya yakin bahwa ada “rahasia indah”
yang Allah sembunyikan dalam perilaku kita yang Ia tetapkan ada dalam diri
kita. Sekarang, akankah kita mampu menyingkap rahasia indah tersebut, sehingga
ia dapat menjadi kekuatan kita?

 

Sedikit referensi tes online:

http://www.personalitypage.com/home.html,
www.brainbench.com , online test.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *