Akankah cukup masaku
Dan kembali lagi satu masa telah berlalu
Pada masa surga bumi aku kembali menoreh sejarah
Masa dan petisi merobek-robek kertas tekadku
Merintih aku dan air mata menitik pada alam
Sudah…
Sudah cukup aku tertatih
Sudah cukup masaku menanti
Sudah cukup kau toreh belati siksa pada kesan dibenakku
Sudah cukup teriakku menjadi kelam pada alam
Sudah cukup aku berjanji…
Ijinkan aku berlaku dan bersaksi
Pada rentetan syair-syair lagu ikrarku
Bunda pertiwi…
Aku lelah hari ini…
Merapat pada laksa pelangi mendaki
Geram nafasku kala meremas tanah
Kala merah bumi memanas mencabik-cabik sumpahu…
Aku lelah hari ini…
Beraniku surut kala tak lagi satu pohon menutup lahan dan janiku
Aku adalah panji
Dan ujarku adalah saksi bagi seribu samudera
Aku akan berlaku kala kataku tak cukup untuk menjadi saksi
Aku akan berlari kala hari tak lagi merebut pagiku
Aku adalah panji
Penegak dan pemegang sutra bendera dan genderang kebenaran
Aku adalah panji-panji tanahku
Pengangkat beban pertiwi kala mendaki semeru bahkan neraka
Aku adalah panji-panji tanahku
Bahkan lelah takkan merenggut habis nafasku
Hingga tak satu asa tertatih mengemban derita
Kala itu pula masaku akan berakhir disisi-Mu
Aku adalah panji-panji tanah airku…
(karya: Hokkop ’98, Dibawakan oleh Ahmad ’99 pada LKO HMS)