Solusi Ahmadiyah: 7 agama di KTP (+ sedikit Referensi)
Sesuai judul, saya pikir solusi yang cukup moderat baik bagi umat islam maupun kaum ahmadiyah adalah dengan campur tangan penuh pemerintah dalam bentuk pengesahan ahmadiyah sebagai agama baru yang secara total terpisah dari islam. Selain itu revisi aturan seputar pembuatan KTP juga perlu dilakukan. Yaitu dengan menambahkan satu opsi baru dalam pilihan agama yang di cantumkan di KTP sebagai agama yang diakui pemerintah. Hal ini seharusnya cukup dapat menjadi jawaban yang bisa diterima mayoritas pihak, mengingat sebenarnya jika kita lihat kebelakang yang menjadi inti konflik Muslim vs Penganut Ahmadiyah adalah masih ngototnya para penganut ahmadiyah tersebut untuk tetap dianggap sebagai bagian dari umat islam.
Sedikit merunut ke belakang, beberapa inti ajaran yang kontras berbeda adalah pengakuan adanya nabi setelah Muhammad SAW (sebenarnya ahmadiyah sendiri tidak semuanya seperti itu, merekapun terpecah menjadi dua aliran; Yang mengakui MGA sebagai nabi a.k.a Ahmadiyah Qadiyani dan yang mengakui MGA hanya sebatas wali a.k.a Ahmadiyah Lahore). Walaupun tidak semua kalangan ahmadiyah mengakui MGA sebagai nabi, namun salah satu kepercayaan fundamental umat islam yang ‘diserang’ adalah seputar apa yang saya sebut Ke-Mahdi-an, dialektika seputar imam akhir zaman, yang secara kepercayaan sebenarnya termasuk hal mutasyabihat dan diperdebatkan penafsirannya. Wajar jika kemudian kemudian serta-merta pemikiran ini melukai perasaan umat islam mayoritas, ketika kemudian diungkapkan bersama dengan pengakuan diri mereka sebagai seorang muslim. Satu hal lagi yang harus digarisbawahi, Ahmadiyah Qadiyani adalah mayoritas di intern ahmadiyah sendiri yang berarti masalah kenabian MGA adalah sebuah kepercayaan yang umum dianut oleh pengikutnya.
Jika kemudian segelintir pendapat menyatakan bahwa cara yang harus ditempuh menghadapi ‘aliran yang dianggap menyimpang’ (mengutip komentar di “Ahmadiyah Sesat atau Terlihat sesat ?” http://independen69.wordpress.com) adalah dialog, maka sesungguhnya dialog tersebut sudah sejak lama dilakukan. Saya sendiri pernah tinggal bertetangga dengan penganut Ahmadiyah di daerah Kuningan. Saya tinggal dan mesantren di Ponpes Husnul Khotimah (desa Manis kidul) dan mereka bermukim di desa tetangga (manis lor). Dialog dengan kalangan ahmadiyah pernah terjadi sekali (sebatas pengetahuan saya) saat saya menjadi santri disana. Saat ini bukan lagi dialog yang dapat menjadi pemecahan dari konflik horizontal yang terjadi di masyarakat, kini saatnya pemerintah turun tangan sebagai penjaga kebebasan beragama dinegeri ini. Dan yang utama diperlukan oleh umat islam sekarang adalah rasa nyaman dan aman dari ancaman kepercayaan ~maaf~ ‘menyimpang’ yang bisa kapan saja merampas keimanan keluarga dan kerabat dekat mereka. Seperti juga ahmadiyah yang membutuhkan rasa aman untuk menjalankan kepercayaannya.
Sedikit sebagai referensi dialektika seputar kepercayaan ahmadiyah mungkin saya coba kutip beberapa tulisan dari thread komentar mas Daeng Limpo, untuk selengkapnya bisa dilihat di blog beliau. Dari thread ini jelas bahwa mereka (Ahmadiyah Qadiyani) jelas2 mengakui adanya Nabi setelah nabi Muhammad, apapun argumen mereka seputar pemaknaan ‘Khatamun Nabiyyin” (yang ultimately gharib/asing dikalangan mayoritas ulama muslim). Berikut kutipannya:
Tambahan sedikit, di situs yang disebut-sebut dalam thread komentar diatas (http://www.ahmadiyya.or.id/) ada banyak artikel yang mendadak nggak bisa dibuka, terutama masalah ke’nabi’an MGA, entah kena blok gara-gara UU ITE kah? Ato karena jarang diupdate? Ato jangan-jangan ini strategi umat Ahmadiyah untuk menutupi kepercayaannya selama kasus ini sedang disorot media?
Angga Berkata
7 Januari, 2008 pada 2:37 pm Assalamualaikum wr.wb
Islam itu damai yang tidak pernah mengajarkan kekerasan, jadi kenapa mesti ada kekerasan terhadap Ahmadiyah yang juga adalah Islam. Perlu saya jelasakan sedikit di sini Ahmadiyah adalah islam jadi tidak benar kalo ada yang menyebutkan kalo ahmadiyah bukan islam karena nabi besar jemaat ahmadiyah adalah Nabi Muhamad saw. dan kitab suci jemaat ahmadiyah adalah Alquran. Ada pun Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. adalah nabi yang meneruskan ajaran Nabi Besar Muhamad saw. Apabila rekan-rekan ingin mencari informasi tentang jemaat ahmadiyah ( Qadiani ) kunjungi situs resmi Jemaat ahmadiyah baik yang di indonesia ( http://www.ahmadiyya.or.id ) atau yang international ( http://www.alislam.org ).
daeng limpo Berkata
7 Januari, 2008 pada 2:52 pm @Angga
Bukannya didalam website disebutkan oleh Mirza Ghulam bahwa dia bukan nabi ?, lagi pula Nabi dan Rasul terakhir bagi umat Islam adalah Nabi Muhammad ?, lalu kok ada nabi muncul dari Pakistan?
9 Januari, 2008 pada 8:45 am Terima kasih tanggapannya, sedikit sy jelaskan mungkin anda melihat tentang Hazrat Mirza Ghulam Ahmad nya itu dari situs ahmadiyah Lahore ( ahmadiyah.org ) bukan dari situs ahmadiyah Qadiani ( http://www.ahmadiyya.or.id atau http://www.alislam.org ) kalo sebelumnya belum pernah dengar dengan kata ini ( Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadiani ) saya jelaskan, pada awalnya Ahmadiyah itu cuma satu tapi karena ada ambisi jadi pemimpin dari Muhamad Ali ( pemimpin Ahmadiyah Lahore ) dan tidak terpilh ahirnya mereka pergi ke Lahore berserta para pengikutnya dengan membawa aset-aset jemaat ahmadiyah, dan mereka pun ketika itu menyatakan bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad bukan nabi hanya sebagai Mujadid ( Pembaharu ) dan sampai sekarang golongan mereka tidak berkembang yang dikenal dengan nama Ahmadiyah Lahore.
Dikalangan umum islam menyatakan bahwa setelah nabi Muhamad saw tidak ada lagi nabi, tapi kami ( Ahmadiyah Qadiani ) menyakini setelah nabi Muhammad saw ada lagi nabi tapi bukan nabi yang membawa syariat melainkan nabi Ummati atau nabi pengikut nabi Muhammad saw karena beliau ( Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as ) ini menyampaikan ajaran-ajaran nabi Muhmmad saw dengan berpedoman kepada Alquran Karim dan hadits-hadits nabi muhammad saw. jadi tidak benar kalo ada yang menyebutkan kalo syahadat, kitab suci maupun nabi kami berbeda karena sesungguhnya baik shahadat, kitab suci maupun nabi besar kami adalah syahadat nabi Muhammad saw, kita suci Alquran dan nabi besarnya pun adalah Nabi Besar Muhammad saw.
Adapun keterangan ” Khataman Nabiyyin “, kata Khatam tidak bisa selamanya di artikan ” terakhir atau penutup ” karena beberapa kali yang mulia Nabi Muhammad saw menggandengkan kata khatam ini dengan dengan kata jamak dan selalu artinya itu ” yang mulia ” atau ” yang paling apdol ” dan kami mengartikan sesuai pemahaman itu jadi kalo kata khatam di gandengkan dengan kata jamak dalam hal ini kata ” Nabiyyin ” itu jamak yang artinya nabi-nabi atau para nabi maka kata kata khatam di sini artinya ” yang paling mulia “, Rasulullah saw pernah bersabda kepada Aayida Ali : ” Hai Ali engkau ini adalah Khatamul Aulia ” nah kalo di artikan khatam di sini penutup atau terakhir maka tidak akan ada wali-wali setelah Syayidina Ali buktinya ada masih ada wali-wali seperti wali songo.
9 Januari, 2008 pada 10:13 am @angga
wah ini saya lebih nggak tahu lagi kalau ahmadiyah sudah pecah perahu juga ?. bagaimana mungkin seorang Mirza Ghulam Ahmad bisa mengaku jadi Nabi, sedangkan para Walisongo saja tidak besar kepala seperti demikian ?
Mungkin dari kawan yang lain ada yang mau menanggapi pernyataan saudara Angga disini ?
11 Januari, 2008 pada 3:50 pm @angga
Membongkar kesesatan dan kedustaan Ahmadiyah
Ahmadiyah adalah suatu aliran yang meyakini ada nabi setelah Nabi Muhammad saw, mereka meyakini Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi mereka. Selain itu mereka mempunyai kitab suci yang dikenal dengan nama Tadzkirah sebagaimana umat Islam mempunyai Al-Qur`an. Semoga artikel ini dapat sebagai peringatan akan bahaya aliran sesat ini. Artikel ini dikutip dari Buletin LPPI.
1.Aliran Ahmadiyah-Qadiyani itu berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi dan Rasul, kemudian barangsiapa yang tidak mempercayainya adalah kafir murtad
2.Ahmadiyah-Qadiyani memang mempunyai Nabi dan Rasul sendiri yaitu Mirza Ghulam Ahmad dari India
3.Ahmadiyah-Qadiyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci Tadzkirah
4.Kitab suci”Tadzkirah” tersebut adalah kumpulan wahyu yang diturunkan “tuhan” kepada Mirza Ghulam Ahmad yang kesuciannya sama dengan kitab suci Al-Qur’an, karena sama-sama wahyu dari Tuhan, tebalnya lebih tebal dari Al-Qur’an, dan kitab suci Ahmadiyah tersebut ada di kantor LPPI
5.Kalangan Ahmadiyah mempunyai tempat suci tersendiri untuk melakukan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qadiyan di India. Mereka mengatakan: “Alangkah celakanya orang yang telah melarang dirinya bersenang-senang dalam haji akbar ke Qadiyan. Haji ke Makkah tanpa haji ke Qadiyan adalah haji yang kering lagi kasar”. Dan selama hidupnya “nabi” Mirza tidak pernah haji ke Makkah
6.Kalau dalam keyakinan umat Islam para nabi dan rasul yang wajib dipercayai hanya 25 orang, dalam ajaran Ahmadiyah Nabi dan Rasul yang wajib dipercayai harus 26 orang, dan Nabi dan Rasul yang ke-26 tersebut adalah “Nabi Mirza Ghulam Ahmad”
7.Dalam ajaran Islam, kitab samawi yang dipercayai ada 4 buah yaitu: Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Tetapi bagi ajaran Ahmadiyah Qadiyan bahwa kitab suci yang wajib dipercayai harus 5 buah dan kitab suci yang ke-5 adalah kitab suci “Tadzkirah” yang diturunkan kepada “Nabi Mirza Ghulam Ahmad”
8.Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Nama bulan Ahmadiyah adalah: 1. Suluh 2. Tabligh 3. Aman 4. Syahadah 5. Hijrah 6. Ihsan 7. Wafa 8. Zuhur 9. Tabuk 10. Ikha’ 11. Nubuwah 12. Fatah. Sedang tahunnya adalah Hijri Syamsi yang biasa mereka singkat dengan H.S. Dan tahun Ahmadiyah saat ini adalah tahun 1373 H.S (1994 M atau 1414 H). Kewajiban menggunakan tanggal, bulan dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas perintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu Basyiruddin Mahmud Ahmad
9.Berdasarkan firman “tuhan” yang diterima oleh “nabi” dan “rasul” Ahmadiyah yang terdapat dalam kitab suci “Tadzkirah” yang artinya: “Dialah tuhan yang mengutus rasulnya “Mirza Ghulam Ahmad” dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya atas segala agama-agama semuanya.(“kitab suci Tadzkirah” hal. 621)
Berdasarkan keterangan yang ada dalam kitab suci Ahmadiyah di atas BAHWA AHMADIYAH BUKAN SUATU ALIRAN DALAM ISLAM, TETAPI MERUPAKAN SUATU AGAMA YANG HARUS DIMENANGKAN TERHADAP SEMUA AGAMA-AGAMA LAINNYA TERMASUK AGAMA ISLAM
10.Ahmadiyah mempunyai nabi dan rasul sendiri, kitab suci sendiri, tanggal, bulan dan tahun sendiri, tempat untuk haji sendiri serta khalifah sendiri yang sekarang khalifah yang ke-4 yang bermarkas di Inggris bernama: Thahir Ahmad. Semua anggota Ahmafiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve pada perintah dia. Orang di luar Ahmadiyah adalah kafir dan wanita Ahmadiyah haram kawin dengan laki-laki di luar Ahmadiyah. Jika tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran
11.Berdasarkan “ayat” kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah” bahwa tugas dan fungsi Nabi Muhammad saw sebagai nabi dan rasul yang dijelaskan oleh kitab suci umat Islam Al-Qur’an, dibatalkan dan diganti oleh “nabi” orang Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad
11.1. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab suci’Tadzkirah” ini dekat dengan Qadiyan-India. Dan dengan kebenaran Kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun.” (“kitab suci” Tadzkirah hal.637)
11.2. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:
Artinya: ”Katakanlah-wahai Mirza Ghulam Ahmad-jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku”
(“kitab suci” Tadzkirah hal. 630)
11.3.Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau-wahai Mirza Ghulam Ahmad-kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”. (kitab suci “Tadzkirah” hal. 634)
11.4. Firman “tuhan” dalam kitab suci “Tadzkirah”:
Artinya: “Katakan wahai Mirza Ghulam Ahmad-sesungguhnya aku ini manusia biasa seperi kamu, hanya diberi wahyu kepadaku”.(“kitab suci Tadzkirah hal. 633)
11.5. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu – wahai Mirza Ghulam Ahmad – kebaikan yang banyak” (“kitab suci” Tadzkirah hal.652)
11.6. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menjadikan engkau – wahai Mirza Ghulam Ahmad – imam bagi seluruh manusia” (“kitab suci” Tadzkirah hal. 630)
11.7. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” “Tadzkirah”:
Artinya: “Oh, pemimpin sempurna, engkau – wahai Mirza Ghulam Ahmad – seorang dari rasul, yang menempuh jalan betul, diutus oleh Yang Maha Kuasa, Yang Rahim” (“kitab suci” Tadzkirah hal. 658-659)
11.8. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam lailatul qadr” (kitab suci Tadzkirah hal. 519)
11.9. Firman “tuhan” dalam “kitab suci” Tadzkirah:
Artinya: “Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar tetapi Allah-lah yang melempar. (Tuhan) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an” (“kitab suci” Tadzkirah hal.620)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat kitab suci Al-Qur’an yang dibajaknya. Ayat-ayat “kitab suci” Ahmadiyah Tadzkirah yang dikutip di atas, adalah penodaan dan bajakan-bajakan dari kitab suci Umat Islam Al-Qur’an.
Dan Mirza Ghulam Ahmad mengaku pada umatnya -orang Ahmadiyah-bahwa ayat-ayat tersebut adalah wahyu yang dia terima dari “tuhannya” di I N D I A.
12. PENODAAN AGAMA DAN HUKUMNYA
12.1 Pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sbb: PASAL 56 a:
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun, barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: a. yang pokoknya bersifat permusuhan. Penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama di Indonesia.
12.2 Surat edaran Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/BA.01/3099/84 tanggal 20 September 1984, a.l.:
2. Pengkajian terhadap aliran Ahmadiyah menghasilkan bahwa Ahmadiyah-Qadiyan dianggap menyimpang dari Islam karena mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, sehingga mereka percaya bahwa Nabi Muhammad saw bukan nabi terakhir.
13.1. Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak tanggal 18 Juni 1975.
13.2. Brunei Darussalam juga telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Brunei Darussalam.
13.3. Rabithah `Alam Islami yang berkedudukan di Makkah telah mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah KAFIR dan KELUAR DARI ISLAM.
13.4. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah KAFIR dan TIDAK BOLEH pergi haji ke Makkah.
13.5. Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah golongan MINORITAS NON MUSLIM.
14. K E S I M P U L A N
a.Ahmadiyah sebagai perkumpulan atau jemaat didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di Qadiyan – I N D I A (sekarang Pakistan) tahun 1889, yang karena perbedaan pandangan tentang penerus kepemimpinan dalam Ahmadiyah dan ketokohan pendirinya berkembang dua aliran, yaitu Anjuman Ahmadiyah (Ahmadiyah Qadiyan) dan Anjuman Ishaat Islam Lahore (Ahmadiyah Lahore).Kedua aliran tersebut mengakui kepemimpinan dan mengikuti ajaran serta paham yang bersumber pada ajaran Mirza Ghulam Ahmad.
b.Jemaat Ahmadiyah masuk dan berkembang di Indonesia sejak tahun 1920-an dengan menamakan diri Anjuman Ahmadiyah Qadiyan Departemen Indonesia dan kemudian dinamakan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang dikenal dengan Ahmadiyah Qadiyan, dan Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia (GIA) yang dikenal dengan Ahmadiyah Lahore.
c.Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima wahyu, dan dengan wahyu itu dia diangkat sebagai nabi, rasul, al-Masih Mau`ud dan Imam Mahdi. Ajaran dan faham yang dikembangkan oleh pengikut Jemaat Ahmadiyah Indonesia khususnya terdapat penyimpangan dari ajaran Islam berdasarkan Al-Qur`an dan Al-Hadits yang menjadi keyakinan umat Islam umumnya, antara lain tentang kenabian dan kerasulan Mirza Ghulam Ahmad sesudah Rasulullah saw.(BALITBANG DEPAG RI, Jakarta, 1995 hal. 19, 20,21)
P E N U T U P
Sebagai penutup brosur ini, kami kutip sebuah ayat Al-Qur`an yang mengancam orang yang mengaku menerima wahyu serta menulis kitab dengan tangannya sendiri, kemudian dikatakannya dari Allah swt dengan dusta yang amat keji seperti yang dilakukan oleh nabi Mirza di atas.
Allah swt berfirman:
Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri lalu dikataknnya: Ini dari Allah, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaanlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah 79)
Cat: Apabila PB Ahmadiyah berkeberatan dengan isi brosur ini, alangkah baiknya diselesaikan melalui debat terbuka yang disaksikan oleh umat.
Sumber: Buletin LPPI. Masjid Al-Ihsan Lt.III Proyek Pasar Rumput Jakarta 12970 Telp/Fax. (021)8281606
[Kontributor : Muslim, 02 Juni 2002 ]
11 Januari, 2008 pada 4:37 pm
anda ambil artikel itu dari bulettin LPPI kan sendangkan anda sendiri tau kalo LPPI itu bukan Ahmadiyah, dengan begitu anda salah mengambil keterangan tentang Ahmadiyah tapi bukan dari Ahmadiyah, saya tekankan di sini semuat tuduhan itu tidak benar. kalo anda pengen lebih tau tentang ahmadiyah Qadiani coba sekali-kali mampir ke situs resmi Jemaat Ahamdiyah ( http://www.ahmadiyya.or.id ) atau yang international ( http://www.alislam.org )
Ahmadiyah adalah Islam dan bukan agama baru,
Rasulullah saw bersabda :
” Barang siapa shalat seperti kami, dan menghadapkan wajah ke kiblat kami dan makan makanan yang kami sembelih, maka itu adalah seorang muslim ” ( HR Bukhari )
Rasulullah saw bersabda :
” Barang siapa memanggil atau menyebut seseorang itu kafir atau musuh Allah padahal sebenarnya bukan demikian, maka ucapannya itu akan kembali kepada orang yang mengatakannya ( menuduh ) itu.” ( HR Bukhari )
11 Januari, 2008 pada 5:41 pm Kalo mereka ( LPPI ) sudah melakukan pengkajian tetapi knapa kajian mereka justru jadi menyimpang dari yang sebenarnya, saya ambil salah satu contoh dari kutipan komentar di atas ” Ahmadiyah-Qadiyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci Tadzkirah ” nah saya sebagai orang ahmadiyah menolak itu karena kitab suci Ahmadiyah adalah Alquran.
” Dalam agama tidak ada paksaan ” saya di sini mengungkapan apa yang saya tau bukan bearti memaksa kepada pembaca semua untuk meyakini apa yang saya yakini, saya cuma menyampaikan kalo ahmadiya itu tidak seperti apa yang mereka tuduhkan, dan itu sama saja dengan menfitnah dan rekan2 semua juga tau kalo fitnah itu lebih kejam dari pada membunuh, sampai sekarang saya tidak habis pikir mengapa mereka sampai bisa mengatakan tentang ahmadiyah yang tidak benar, mengapa mereka tidak menanyakannya langsung kepada Ahmadiyah yang emang nyata2 meraka mempercayai serta menyakininya.
kalo emang gak menyakini ato mempercayai ya udah tapi gak mesti menyampaikan tuduhan2 yang tidak benar, kami suka kalo di ajak dialog, karena dengan itu kita bisa saling menyampaikan pendapat ato argument kita.
11 Januari, 2008 pada 5:52 pm Saya rasa untuk penjelasan atas keberatan yang sering diajukan kepada Jemaat Ahmadiyah semuanya sudah terdapat dalam situs Ahmadiyah http://www.alislam.org atau http://www.ahmadiyya.or.id
11 Januari, 2008 pada 6:03 pm Ahmadiyah itu islam. Sesungguhnya yang bisa mengatakan orang itu sesat atau tidaknya hanya Allah yang ber hak. Semua ajaran yang ada di Ahmadiyah semua mengikuti sunah Rosul yakni Nabi Besar Muhammad S.A.W.
12 Januari, 2008 pada 4:53 am @orang Ahmadiyah
semakin anda merasa diri anda benar, maka semakin besar penantangan terhadap anda, karena apa yang anda bawa menyinggung sebagian besar kaum muslimin di seluruh dunia.
Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak tanggal 18 Juni 1975.
Brunei Darussalam juga telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Brunei Darussalam.
Rabithah `Alam Islami yang berkedudukan di Makkah telah mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah KAFIR dan KELUAR DARI ISLAM.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah KAFIR dan TIDAK BOLEH pergi haji ke Makkah.
Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah golongan MINORITAS NON MUSLIM.
12 Januari, 2008 pada 5:39 am @daeng impo
Beliau ( Hz Mirza Ghulam Ahmad a.s ) adalah nabi dan rasul pengikut syari’at nabi Muhammad saw, Beliau adalah Imam Mahid dan Al Masih yang di janjikan
25 Januari, 2008 pada 1:24 pm hehe… ini yang di tentang sama ane (umat muslim non ahmadiyah)
Quotes from angga
“Beliau ( Hz Mirza Ghulam Ahmad a.s ) adalah nabi dan rasul pengikut syari’at nabi Muhammad saw, Beliau adalah Imam Mahid dan Al Masih yang di janjikan”
Belajar lagi mas angga…
udah akhir jaman belom nih sekarang ? *
udah perang terbuka belom sama orang kafir ? *
* = prasyarat sebelum lahirnya Iman Mahdi yg merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dari garis Syaidina Ali bin Abi-Thalib.
Iman Mahdi nggak ngaku2x tapi ada karena keadaan kacau di akhir jaman.
Kalau cuman ngaku2x semua orang juga bisa…. (itu termasuk saya)
Nabi setelah nabi… mau berapa orang lagi… klo misalanya ada nabi lagi dari anaknya Mirza Ghulam Ahmad (nggak pakai a.s) gimana dong? nggak masuk logika ah.
Saya mohon ampun kepadaMu ya Allah (Istigfar) …..