Tentang “Ketidak-dewasaan”

10 April 2007

Bercermin
pada “ketidak dewasaan”

Beberapa hari ini gw jadi rada sensi mendengar kata
“ketidak-dewasaan”. Klo nginget-nginget 1-2 minggu yang lalu gw pernah curhat
sama seseorang, gw emang ngakuin kadang-kadang gw emang sering menyikapi
masalah yang gw hadapi secara “tidak dewasa”. Makanya, saat gw denger istilah
itu lagi intens disebut-sebut di forum, ato juga didepan gw, gw jadi ngerasa
klo orang yang pengen disepet kayanya gw.

Gw jadi bertanya-tanya, harus begini kah treatmen yang
diberikan untuk mengobati ketidak-dewasaan gw? Ato ini cuma prasangka gw aja?
Ato sebenarnya “ketidak dewasaan” adalah suatu penyakit yang sudah mewabah
sehingga gw sebenernya hanya bagian kecil dari orang-orang yang mengalami
“ketidak dewasaan akut”? Gw sih rada bingung aja, soalnya hal-hal yang terjadi
beberapa hari ini dengan curhatan gw tadi serasa janggal untuk disebut
“coincidence”/ketidak sengajaan, klo gw mendengarnya berkali-kali didepan
telinga gw.

Bahkan ada seorang angkatan 2005 dengan entengnya bicara
didepan gw, “Kang, kapan sih dewasanya?”. What the Hell with that talk? Apa
maksudnya omongan itu? Apa iya, [mode paranoid “ON”] ketidak dewasaan gw adalah
sudah menjadi rahasia umum, yang beredar dari mulut kemulut? Sehingga gak ada
orang seisi dunia yang gak tau klo gw emang rada childish dalam menyikapi
masalah hidup gw? Apa jangan-jangan gw merupakan objek studi kasus yang
dilakukan di lingkar-lingkar halaqah, sampe-sampe 2005 aja bisa seenaknya
ngejudge gw?

Gw pengen ngaku, BIAR SEMUA ORANG TAU!! Gw emang rada
kurang dewasa dalam menyikapi permasalahan rumit yg gw hadapi!! Tapi satu hal,
yang kalian juga mesti tahu, GW JUGA PENGEN BERUBAH!! GW JG PENGEN BISA LEBIH
DEWASA DALAM MENYIKAPI PERMASALAHAN YG GW HADAPI!! Hanya “the question is How
To…?”. Karena selama ini yg mereka bilangin cuma MASALAH gw, gak pernah SOLUSI
masalah gw ini?

Gw juga pingin bisa kongkrit! Gw pingin bisa jadi orang
yang dapat diandalkan dalam team! Gw pingin, klo ada yang salah/harus dibenahi
di komunitas gw maka gw jadi orang yang pertama melakukan perbaikan….!! But the
question Is : “How to….?”. karena gak ada yang bilang ke gw, apa obat dari
kelakuan gw ini? Bukankah dengan mereka terus menerus membicarakan masalah gw
(ato gw sebagai masalah) dan berhenti sampai disitu tanpa kemudian ngasih
solusi, mereka cuma menambah jumlah orang yang gak dewasa dikampus ini? Padahal
katanya, selalu bicara masalah tanpa solusi adalah ciri ketidak dewasaan kita.

Gw pikir ini curhatan yg rada childish dari gw. Tapi seperti
gw bilang diatas, GW PENGEN BERUBAH, TAPI GAK TAU CARANYA!! Makanya, gw
keluarin tulisan ini di blog gw biar gw bisa dapet input, masukan yg semoga
membawa pada kebaikan? Gw percaya apa yang gw lakukan ini sebagai usaha untuk
menjadi lebih berintegritas. Mengatakan HITAM adalah HITAM, PUTIH adalah PUTIH.
Berani mengaku salah, untuk menuju suatu perbaikan!!

 

 

 

 

 

 

 

 

==Ardian Perdana Putra==

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebuah Tekad!! Atau nekat??

 

 

 

 

 

 

 

 

One thought on “Tentang “Ketidak-dewasaan””

  1. 🙂 pengen berubah jadi apa Ar?
    jadi RX? [BRUBBAH]

    dewasa bisa dibilang baligh g Ar?
    kalo bisa, syaratnya cuman 2:
    [1] tahu yang mana yang benar, dan yang mana yang salah
    [2] berhak untuk memilih dan bertanggungjawab penuh atas konsekuensinya.

    jadi, apakah 2 hal tsb sudah engkau miliki?

    [memang mendengarkan opini orang bisa membuat kita bangun, tapi kalo keseringan sih bisa-bisa membuat jatuh..]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *