KM ITB dan realita

KM ITB adalah sebuah entitas yang didirikan karena adanya suatu kebutuhan akan wahana koordinasi dan pemersatu gerakan kemahasiswaan di itb.

Semenjak didirikan tahun 1996, yang dilanjutkan dengan lahirnya kabinet dan kongres keluarga mahasiswa dipertengahan 1998, hingga pemerintahan saat ini (anas hanafiah red.)KM-ITB tidak pernah sepi dari konflik. timbulnya ketidakpuasan, tuduhan-tuduhan, terbentuknya kubu2 dan berbagai dinamika lainnya menjadi penghias goresan tinta sejarah kemahasiswaan di ITB. hal tersebut adalah realita, yang sebenarnya perlu di-manage agar menjadi potensi positif. seluruh gejolak yang ada, bukanlah halangan untuk bersatu karena pada hakikatnya kita saling melengkapi.

yang menjadi musuh bersama sebenarnya adalah “kepentingan-kepentingan sisipan” dan keapatisan yang semakin menggejala di dlingkungan kampus saat ini. kebijakan akademik yang terkesan “tidak bijak” harus disikapi secara lebih bijak oleh aktivis kemahasiswaan.

“NKK-BKK pola baru” adalah tantangan yang harus kita hadapi dalam mewujudkan fungsi mahasiswa sebagai corong aspirasi rakyat tertindas. karena bukan kesalahan kita untuk mendengar jeritan rakyat. saat orang yang telah diamanahi untuk menyerukan kepentingan rakyat justru memeras keringat rakyat untuk kepentingan pribadi dan dengan tanpa malu berkoar-koar untuk tetap berkuasa.

berdasar kajian platform gerakan kemahasiswaan, telah dirumuskan permasalahan2 yang sedang dan masih akan dihadapi KM-ITB di beberapa tahun akan datang. Apatisme , visi gerakan yang tidak jelas, dan “kepentingan2 pihak eksternal” yang menunggangi gerakan kemahasiswaan.

tidak semua kepentingan eksternal menjadi sesuatu yang buruk bagi kemahasiswaan. bentuk dorongan dari suatu kesadaran akan hakikat diri sebagai makhluk dan hamba tuhan yang mendorong untuk memegang teguh nilai kebenaran hakiki yang diyakini. itu menjadi alasan yang sangat-sangat tidak bisa dibantah bahwa dakwah kampus adalah tuntutan nurani yang tak pantas dihalangi. tapi cukup sampai disitu!! lalu kita harus berbalik ke belakang dan melihat apa yang butuh untuk kita benahi didalam. tidak sepantasnya dibenarkan bila ada gerakan yang mendompleng kemahasiswaan dan mengatasnamakan “tuntutan nurani” demi kepentingan politis. tidak, dari pihak berkuasa!! tidak dari pihak oposan!!

seharusnya kita tergerak karena hati nurani bukan karena bisikan luar, seberapa baik pun bisikan itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *